Masalah Kamboja
1. Latar Belakang :
Serbuan Vietnam ke Kamboja tahun 1978 segera menarik perhatian dunia. Negara-negara Barat yang dipelopori oleh Amerika Serikat mengutuk invasi Vietnam tersebut,sedangkan negara-negara Blok Timuryang dipelopori oleh Uni Soviet mendukung sikap Vietnam tersebut.
2. Sikap ASEAN :
ASEAN mengutuk invasi tersebut dan menegaskan hak-hak rakyat Kamboja untuk menentukan masa depannya yang terbebas dari campur tangan pihak luar dan menyerukan penarikan pasukan asing dari Kamboja yang dinyatakan dalam suatu komunikasi bersama tanggal 7b Januari 1997 di Jakarta.
pernyataan ASEAN ditolak oleh Vietnam dan mengakibatkan munculnya sikap pro dan kontra,yang diikuti oleh pernyataan-pernyataan perang yang muncul hampir di seluruh kamboja.
Konflik Kamboja tersebut mengganggu stabilitas Asia Tenggara,sehingga ASEAN cemas terhadap perluasan pengaruh Vietnam yang berpaham komunis tersebut. Kecemasan mulai tampak sejak masuknya pengungsi Kamboja ke Thailand.
3. Pemerintahan Koalisi
Pangeran Norodom sihanouk, mantan perdana Menteri Son San (pemimpin Front Pembebasan Nasional Rakyat Kamboja), dan Khiu Samphan (Presiden Rpublik Demokrasi Kamboja) menandatangani suatu komitment bersama, dengan bantuan pejabat pemerintahan Singapura, untuk membentuk sebuah pemerintahan Koalisi Demokrasi Kamboja.
pemerintahan Koalisi Demokrasi Kamboja bertujuan untuk melanjutkan perjuangan dalam segala bentuk sehingga Kamboja terbebas dari segala bentuk agresi Vietnam.
4. Dukungan ASEAN
Suara ASEAN diwakili oleh Perdana Menteri Singapura Sinnathamby Rajaratnam menyatakan bahwa ASEAN mendukung ketiga kekuatan Kamboja yang terdiri dari semua unsur diatas pimpinan Son San.
Rajaratnam menyatakan bahwa:
- ASEAN mendukung ketiga kekuatan di Kamboja yang terdiri dari semua unsur diatas pimpinan Son San.
- ASEAN sebagai organisasi regional yang anti komunis,tetapi bukan bertujuan menghancurkan vietnam. ASEAN hanya menginginkan agar Vietnam menarik pasukkannya dari Kamboja,tanpa syarat apapun.
- ASEAN menerima segala keputusan rakyat kamboja, apakah mereka memilih Heng Samrinyang berkuasa atas dukungan Vietnam atau memilih Pol Pot yang didukung rezim khmer.
Masalah Kamboja menjadi kompleks karena campur tangan pihak-pihak tertentu,seperti PRT dan Amerika Serikat. Campur tangan ini menyebabkan masalah Kamboja menjadi Internasionalsehingga satu-satunya jalan yang harus ditempuh adalah konferensi internasional dengan melibatkan semua pihak-pihak yang terlibat.
7. Upaya Memecahkan Masalah Kamboja
Bulan Juli 1998 di Istana Bogor (Indonesia) berkumpul berbagai pihak yang terlibat berkepentingan dalam menyelesaikan masalah Kamboja (Jakarta Informal Metting/JIM). JIM II pada bulan Februari 1989 yang mempunyai harapan akan kesepakatan semua pihak. Pertemuan ini berhasil menemukan dua masalah yang dianggap penting dalam penyelesaian masalah Kamboja.
Kedua masalah itu adalah sebagai berikut:
- Penarikkan pasukan Vietnam dari Kamboja.
- ICK (International Conference on Kampuchea atau Konferensi Internasional Kamboja) tanggal 30-31 Juli 1989 di Paris. ICK diharapkan mampu membentuk badan yang mengawasi penarikkan mundur pasukkan Vietnam dari Kamboja dan melakukan perjanjian perdamaian.
- Tahun 1991 perdamaian Kamboja menemui titik harapan perdamaian,dengan genjatan senjata pihak-pihak yang bertikiai atas prakarsa pasukkan perdamaian PBB.
- Pada tahun 1991 ini Norodom Sihanouk kembali sebagai kepala negara.
- Tahun 1993, Pangeran Norodom Sihanouk diangkat sebagai raja. Dan tahun ini pula diadakan Pemilu yang menetapkan Norodom Ranariddh dan Hun Sen terpilih sebagai Perdana Menteri.
No comments:
Post a Comment